Patani / Thailand, Jubi – “Militer yang disiagakan oleh pemerintah Thailand di sepanjang kota sampai dengan perkampungan di sudut – sudut patani memang susah untuk dikembalikan kesatuannya. Tetapi mereka juga tau apa yang dilakukan oleh masyarakat muslim patani setiap saat,” jelas Chareef Sa-id Sekretaris Jenderal South salah satu Lembaga berbasis pendidikan di Patani, Sabtu (15/8/2015).
Pemerintah Thailand dengan kekuasaannya telah membangun ratusan pos militer di sepanjang Patani, Provinsi bagian selatan Thailand.
“Sudah sering militer ini melakukan pelanggaran HAM dengan menembaki warga sipil tanpa alasan. Sebagai kaum intelektual kami sering melakukan perlawanan, namun persoalan nya habis sampai disitu saja, tidak ada hukuman bagi sang pelaku,” ucapnya.
Kata Sa-id, masyarakat muslim di Patani sudah terbiasa dengan aksi-aksi militer Thai yang disiagakan siang dan malam di sepanjang Patani.
“Kalau ada masyarakat yang ditembak, semua pasti tau siapa yang melakukan hal tersebut, ini sudah menjadi kebiasaan disini,” katanya.
Tekanan demi tekanan terus dilakukan pemerintah Thailand, semua cara dilakukan untuk kami di Patani.
“Sekarang ada cara baru lagi yang diterapkan oleh militer kepada masyarakat, yaitu dengan mengambil sample DNA atau air liur dari masyarakat, hal ini dilakukan dengan paksa. Tujuan nya untuk mendeteksi masyarakat yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah, aneh sekali,” tukasnya.
Di tempat yang sama Azha Patani salah satu anggota South mengatakan, cara dan tindakan yang dilakukan oleh militer di Patani terlalu berlebihan dari nilai kemanusiaan.
“Sebagai masyarakat yang lemah sudah tentu tidak ada perlawanan terhadap militer, sudah bukan hal yang baru bagi kami masyarakat muslim patani,” ujarnya. (Engel Wally)