Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pada 4 Desember 2012, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda oleh UNESCO, maka setiap 4 Desember, dunia memperingati Hari Noken Sedunia.
Namun, kerajinan tas tradisional buatan tangan yang memiliki nilai budaya, sosial, ekonomi di seluruh Papua dan Papua Barat ini dianggap belum mampu meningkatkan kesejahteraan pembuatnya, salah satunya di bidang perekonomian.
“Kalau dalam satu hari bisa terjual satu saja kami sudah merasa bersyukur,” ujar seorang penjual sekaligus pengrajin noken di Pasar Mama-mama Papua, Fransiska Pigay, Jumat (4/12/2020).
Menurut Pigay, orang yang membeli noken hanya sebagai aksesoris, bukan sebagai kebutuhan utama sebagaimana fungsinya digunakan untuk mengangkut dan menyimpan barang-barang seperti makanan, barang belanjaan, membawa hewan, hingga membawa bayi.
“Paling banyak kami laku bisa Rp 200 ribu. Itu pun tidak setiap hari. Jarang-jarang kami laku banyak. Harga satu noken saya jual mulai Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu,” ujar Pigay.
Pigay sekaligus koordinator pengrajin noken di Pasar Mama-mama Papua berharap, Hari Noken Sedunia tahun ini memberikan dampak khususnya peningkatan perekonomian bagi para pengrajin noken guna membantu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Sama halnya dengan Pigay, pengrajin sekaligus penjual noken di Abepura, Paskalina Totoki, mengatakan selama ini kesulitan memasarkan noken sehingga belum mengangkat perekonomian para pengrajin noken.
“Selama ini hanya dijual eceran dengan cara digelar di atas trotoar di pinggir jalan, di pasar, dan di depan toko. Tidak setiap hari jualan kami laku. Kami jual dicampur dengan dagangan lainnya seperti sayur dan gelang,” ujar Totoki.
Totoki berharap, ada pengusaha yang mau menampung hasil kerajinan mereka guna meningkatkan perekonomian agar tidak bergantung terus pada bantuan pemerintah, namun dengan usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Selamat Hari Noken Sedunia, semoga noken kebanggaan kami masyarakat Papua juga menjadi harapan untuk kehidupan kami,” ujar Totoki.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura, Robert L.N. Awi, mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengangkat derajat perekonomian mama-mama pengrajin noken melalui pemberian bantuan, pelatihan, dan pembinaan.
Selain itu, gerakan pengurangan kantong plastik dengan tujuan warga beralih menggunakan noken sebagai tempat belanjaan maupun kebutuhan lainnya, dengan harapan dapat memperbaiki perekonomian para pengrajin noken.
“Pembinaan yang kami lakukan agar rajutan (benang wol) dan anyaman (kulit kayu) noken menjadi lebih menarik dan bernilai ekonomi. Kami minta supaya harga jualnya tidak mahal,” ujat Awi.
Awi berharap, para pengrajin noken di Kota Jayapura terus meningkatkan kualitas, kreativitas, dan inovasi menghasilkan produk yang diminati masyarakat sehingga laku dijual.
“Selamat Hari Noken Sedunia, kami selalu mengharapkan yang terbaik khususnya kepada mama-mama pengrajin noken agar dapat meningkatkan kesejahteraaan dan perekonomian,” ujar Awi. (*)
Editor: Kristianto Galuwo