Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura meminta Polda Papua mengevaluasi kinerja Polsek dan Polres se Papua. Ini menyusul banyaknya peristiwa penembakan yang dilakukan aparat kepada warga sipil.
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura St. Efrem, Benediktus Bame mengatakan Polda Papua harus menjadikan isu ini sebagai hal yang serius. Maraknya aksi penembakan justru menambah ketidakpercayaan masyarakat kepada Polri dan TNI.
“Kasus penembakan di Deyai dan juga Mappi membuat trauma rakyat sipil di Papua, bagi saya pendekatan aparat untuk menyelesaikan persoalan masih salah. Saran saya pihak aparat yang bertugas di Papua harus banyak membaca antropologi Papua biar mengetahui karakter orang Papua sehingga pendekatan untuk penyelesaian masak itu sangat mudah bukan asal main tembak,” kata Bame.
Ia mengingatkan, rakyat Papua juga manusia yang ingin hidup di atas tanahnya mereka. Untuk itu ia meminta Polda Papua bersikap tegas dalam menyelesaikan kasus ini.
“Sampai kapan orang Papua hidup damai dan tenang, ini penembakan setiap saat selalu saja ada di Papua. Masalah yang kecil atau besar harus di tembak,” katanya.
Sementara di tempat terpisah Projo Kesukupan Timika, Papua yang bertugas di Kabupaten Deiyai, Pastor Santon Tekege Pr mengatakan, sulit menciptakan kedamaian di Tanah Papua jika kekerasan masih terus terjadi di tanah Papua. Aparat keamanan di Papua diminta mengedepankan pendekatan dialog untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Papua.
“Aparat keamanan, masyarakat dan semua yang ada di Tanah Papua ini mesti menciptakan perdamaian. Kalau ada masalah jangan diselesaikan dengan kekerasan tapi mengedepankan dialog. Ini sikap kami gereja,” kata Pastor Santon Tekege via teleponnya, Jumat (31/5/2019). (*)
Editor : Edho Sinaga