Merauke, Jubi – Mama Jemima Dimara mengatakan jualan hasil kebun hingga hasil rajutan noken di garis perbatasan RI PNG di Kampung Sota, kabupaten Merauke dapat menghidupi keluarganya.
“Mama jualan. Ada yang datang membeli hasil kebun mama. Ada yang beli satu. Mama juga jualan hasil kerajinan tangan,” kata Mama Dimara kepada Jubi, di Sota Kabupaten Merauke, Jumat (18/09/2015).
Kata Mama Dimara, hasil dari jualan dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Kebutuhan akan makan, minum, dan kebutuhan keluarga lainnya.
“Cukup untuk kebutuhan keluarga. Mama bisa beli sabun, minyak dan makanan,” katanya.
Di pondok berukuran satu meter kali tiga itu, Mama Dimara memajang sejumlah barang dagangan. Ada noken asli Merauke yang dihiasi bulu kasuari dan noken benang wol motif PNG.
Mama Dimara juga menjual sejumlah botol madu asli dan sarang semut. Botol madu berukuran kecil itu Rp 150 ribu dan harga sarang semut bervariasi sesuai ukuran.
“Bungkusan kecil Rp 10 ribu dan yang besar Rp 30 ribu,” kata mama Dimara.
Mina Basik-Basik, yang ikut dalam perjalanan ke garis perbatasan itu mengatakan harga barang yang di jual Mama Dimara tergolong murah dari harga di kota Merauke. Sarang semut bungkusan kecil yang dijual Mama Dimara seharga Rp 10 ribu di kota Merauke Rp 25 ribu.
“Saya sudah bilang. Kalau mau beli di sana (perbatasan). Di kota ini lebih mahal,” ucapnya serius. (Mawel Benny)