Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Eddy Santoso, mengakui harga beras di sejumlah pedagang yang dijual di pasar mengalami kenaikan. Itu karena musim paceklik, lantaran petani kekurangan cadangan dan sedang menanam.
Hal itu disampaikan Santoso kepada sejumlah wartawan, Selasa (12/2/2019).
Dikatakan, harga beras yang dijual pedagang berkisar antara Rp 10.000/kg sampai Rp 12.000/kg. Padahal harga normal sekitar Rp 7.000-8.000/kg.
Namun demikian, jelas dia, jika dibandingkan dengan di daerah lain seperti di Jawa, harga beras antara Rp 11.000 sampai Rp 12.000.
“Memang untuk kenaikan beras ini, hanya berlangsung beberapa bulan. Karena umumnya petani sedang menanam. Namun ada sebagian yang sudah bisa mulai panen pada Maret mendatang. Karena mereka telah menanam sejak akhir Desember 2018 silam,” ujarnya.
Dijelaskan, musim tanam kali ini yang ditargetkan adalah 34.000 hektar. Sedangkan terealisasi sekitar 28.000 hektar. Masih tersisa kurang lebih 6.000 hektar lahan yang belum dimanfaatkan.
“Kami masih terus memberikan dorongan serta motivasi kepada petani agar memanfaatkan lahan tersisa untuk menanam padi. Karena cadangan air di saluran drainase masih banyak,” katanya.
Dia meyakini panen petani kali ini memberikan hasil maksimal. Karena dari kunjungannya ke sejumlah lokasi eks transmigrasi, tanaman padi sangat baik.
Mantan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, beberapa waktu lalu memberikan satu ton benih padi kepada petani di SP-3, Distrik Tanah Miring. Karena sebagian besar lahan mereka terendam banjir sehingga padi yang ditanam mati.
“Saya mendapatkan informasi dari petani kalau di sini sebagian besar lahan telah terendam. Sehingga ketika ada stok bibit, saya langsung antar ke sini untuk bisa dimanfaatkan,” ujarnya. (*)
Editor : Dewi Wulandari