Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengingatkan kemungkinan varian baru virus corona hasil mutasi berisiko masuk ke Indonesia sebelum tahun baru atau 1 Januari 2021. Hal itu menggacu sisa waktu kebijakan menutup penerbangan dari luar negeri pada 1 sampai 14 Januari 2021 mendatang.
“Karena berlakunya baru tanggal 1 (Januari), empat hari riskan banget itu untuk masuknya warga asing,” kata Windhu, Senin (28/12/2020).
Baca juga : Ini saran pakar agar penularan Covid-19 di pesantren mudah dicegah
Pakar komunikasi: kampanye Covid-19 kepada anak muda harus persuasif
Cegah penularan korona, Pemkot Jayapura berlakukan satu pintu
Windhu menyebut pemerintah perlu mewajibkan karantina kepada para WNA yang telah masuk Indonesia, meski mereka telah dinyatakan negatif lewat hasil tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR). Ia menjelaskan tes PCR belum dinyatakan valid untuk mendeteksi varian baru virus corona asal Inggris tersebut. Varian virus ini paling mungkin dideteksi lewat whole genom sequencing (WGS).
“WGS atau pengurutan seluruh rangkaian DNA adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan genom atau DNA suatu organisme,” kata Windhu menambahkan.
Sedangkan, penelitian WGS hanya bisa dilakukan di laboratorium riset khusus yang ada di beberapa universitas dan lembaga riset seperti di Universitas Airlangga, UI, atau Lembaga Eijkman.
Ia menyarankan warga asing pun harus karantina tak bisa kemudian tiba-tiba dia datang. “Meskipun negatif karena negatif itu namanya PCR,” kata Windhu menjelaskan.
Pemerintah juga diharapkan harus meningkatkan kapasitas testing dan pelacakan guna menemukan sebaran kasus sebanyak mungkin.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi memutuskan menutup pintu masuk bagi WNA mulai 1 sampai 14 Januari 2021. Bagi WNA yang telah tiba di Indonesia sejak kemarin sampai 31 Desember wajib menunjukkan bukti negatif PCR yang berlaku selama 2×24 jam sebelum keberangkatan. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol