Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, Tiasony Betaubun, mengngkapkan proses belajar mengajar melalui tatap muka di sekolah mulai dari jenjang TK hingga SMA/SMK tidak dilaksanakan, mengingat jumlah pasien Covid-19 di kabupaten di wilayah selatan Papua tersebut terus masih bertambah, dan tujuh di antaranya meninggal dunia.
Demikian surat edaran Tiasony yang tembusannya diterima juga Jubi di Merauke, Papua, Selasa (5/1/2021).
Menurutnya, dari hasil monitoring dan perkembangan yang diikuti, ternyata jumlah pasien Covid-19 hingga 2021 terus mengalami peningkatan. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar untuk tatap muka tak dilaksanakan.
Proses belajar mengajar, lanjut dia, dilaksanakan melalui daring (belajar dalam jaringan). Bagi sekolah yang selama ini belum melaksanakan daring, namun telah memiliki fasilitas pendukung, agar segera dimanfaatkan dengan menggunakan kurikulum darurat.
Berikutnya, katanya, membatasi jumlah pertemuan yang melibatkan banyak orang atau kumpulan keramaian anak didik dengan tujuan agar menghindari sekaligus meminimalisir kontak secara langsung.
“Kenapa perlu dilakukan, karena kita tahu bersama bahwa dalam sebulan terakhir, jumlah pasien Covid-19 terus mengalami peningkatan. Bahkan tujuh orang telah meninggal dunia,” ujarnya.
Ditambahkan, batas waktu pembatasan proses belara mengajar tatap muka, belum belum bisa ditentukan sampai kapan, mengingat pandemi Covid-19 juga tak kunjung berakhir sampai sekarang.
Baca juga: Tiga anggota DPRD Merauke positif Covid-19
Terpisah, anggota Dewan Perwakila Rakyat Daerah (DPRD) Merauke, Moses Kaibu, ketika dimintai komentarnya menyatakan mendukung langkah dari pemerintah setempat untuk tak menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara langsung.
“Saya kira itu langkah tepat, mengingat jumlah pasien Covid-19 di Merauke, bukannya berkurang tetapi terus bertambah,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari