Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Harga sirih di Terminal Oheye, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, mulai turun. Pasca hari raya, harga jual sirih Rp100 ribu per kilogram. Sebelumnya, pada Desember 2020, harga per kilogram bisa mencapai Rp120 ribu.
Seorang pedagang sirih di Terminal Oyehe, Hazim, mengatakan dia membeli sirih dari petani lokal di Nabire seharga Rp80 ribu, kemudian menjual kembali dengan harga Rp100 ribu pper kilogram.
“Saya jualnya ambil untung Rp20 ribu saja. Penjual di sini rata-rata begitu, tidak ambil untung banyak, asalkan lakunya cepat,” katanya kepada Jubi, Selasa (12/1/2021).
Menurut dia, harga sirih di Nabire terkadang naik, kadang pula turun. Seperti Desember silam, harga sirih mencapai Rp120 ribu per kilogram. Bahkan kata dia, sirih bisa turun dengan harga hingga Rp10 ribu per kilogram.
Penyebab turunnya harga sirih biasanya karena ada pedagang yang mendatangkan sirih dari Jayapura atau kota lain di Papua. Jika jumlah sirih di pasaran banyak, biasanya harga akan jatuh. Namun ada pula musim di mana harga naik.
“Harga ini turun naik, tapi bisa lumayan sebenarnya kalau kita ulet, bisa untuk hidupi keluarga,” tutur pria asal Buton ini.
Baca juga: Forkopimda akan mendapatkan vaksin Covid-19 pertama di Nabire
Pedagang lainnya, Ayu, juga mengaku harga sirih saat ini masih lumayan mahal. Ia mengatakan dalam sehari jika ramai pembeli, sirih bisa laku 5-10 kilogram.
“Alhamdulilah, masih stabil. Kadang turun sekali dan kami swak kalau sudah banjir sirih,” tambah Ayu.
Hazim dan Ayu berharap pemerintah daerah terus mengontrol dan mengintervensi harga sirih di kabupaten di ‘leher’ pulau papua tersebut, agar pedagang maupun petani tidak merugi. Sebab, rata-rata penjual dan petani sirih ekonominya tergantung dari hasil penjualan. (*)
Editor: Dewi Wulandari