Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Keuskupan Agung Merauke (KAME) dinilai mendukung investasi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, setelah melakukan kerjasama dengan PT Tunas Sawa Erma (Korindo Grup) melalui bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa dana senilai Rp2,4 miliar yang diberikan secara bertahap.
“Terus terang, saya sangat kecewa. Selama ini kita pandang Keuskupan Agung Merauke (KAME) yang mempunyai kontribusi menentang investasi, namun akhirnya takluk dari perusahaan kelapa sawit itu,” tegas salah seorang pemerhati lingkungan hidup di Merauke, Agustinus Mahuze, saat ditemui Jubi, Selasa (12/1/2020).
Agustinus kembali menegaskan ketika KAME bekerjasama dengan investor, maka otomatis mendukung investasi di Papua Selatan.
“Kan kita tahu selama SKP KAME sangat kritis bicara tentang hadirnya investasi kelapa sawit di Merauke. Dengan kerjasama demikian, gereja telah melanggar apa yang diperjuangkan umatnya selama ini,” kata Agus Mahuze.
“Dengan cara begini, apakah menguntungkan umat atau tidak? Secara nomenklatur melalui dana Rp2,4 miliar yang dikucurkan secara bertahap itu, akhirnya saya dapat menilai ada kerjasama,” tegasnya.
Lalu, jelas dia, pada akhirnya isu berkaitan dengan lingkungan yang berkaitan dengan umat, akan membuat KAME tak akan mengambil sikap kritis lagi.
“Sudah pasti gereja Katolik akan diam sehubungan dengan skema investasi yang dimainkan investor mengobrak-abrik hutan orang Marind-Papua guna kegiatan investasi,” katanya.
“Ya nantinya siapa yang mau percaya dengan institusi gereja lagi. Kalau gereja mempunyai sikap abu-abu terhadap investasi di Merauke. Khusus orang Marind di kampung-kampung, sesungguhnya gereja Katolik hadir di sana untuk apa? Itu pertanyaan mendasar yang harus dijawab keuskupan,” kritiknya.
Ditanya apakah kerjasama itu bisa dibatalkan, Agustinus mengaku pihaknya tak punya kewenangan berbicara sampai ke sana. Namun sebagai umat, dirinya meminta pihak keuskupan merefleksikan kembali.
Dia juga mempertanyakan, mengapa sebelum kerjasama dilakukan, tidak dikomunikasi terlebih dahulu dengan umat serta komponen terkait lain. Sehingga Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mendapat masukan untuk dipertimbangkan kembali.
“Kenapa saya bilang demikian, karena selama ini yang bersuara memperjuangkan dan bersuara keras terhadap investasi kepala sawit di Merauke adalah dari SKP Keuskupan Agung Merauke,” katanya.
Baca juga: Elisabeth Ndiwaen desak KAME batalkan kerjasama dengan perusahaan kelapa sawit
Sebelumnya, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan PT TSE. Bantuan dimaksud untuk masyarakat di Papua Selatan. Hanya penyaluran melalui keuskupan yang sedianya dimanfaatkan untuk pendidikan calon imam.
“Kita Keuskupan Agung Merauke bukan kaya, sehingga kita butuh dana. Kalau suatu wilayah ingin maju, tentu perlu investasi. Banyak orang anti investasi, namun mereka juga makan dari investasi yang ditanamkan di sini,” tegasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari