Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kampung Ifimahat, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, Robertus Ndiken, mengungkapkan orang asli Papua (OAP) di kampung tersebut, dari tahun ke tahun tak pernah mendapatkan bantuan alat pertanian (alsintan) mulai dari traktor, jonder, maupun harvester combine (mesin pemotong gabah).
“Kami tidak tahu alasan apa sehingga dari tahun ke tahun, pemerintah setempat tak memberikan bantuan alsintan. Padahal di kampung-kampung eks transmigrasi, selalu ada bantuan diberikan,” ujar Robertus kepada Jubi di Merauke, Minggu (15/11/2020).
Masyarakat setempat, lanjut dia, setiap tahun membuka lahan persawahan masing-masing antara 1-2 hektar. Di saat musim panen datang, kesulitan yang dihadapi adalah mendapatkan combine untuk memotong gabah, sehingga kadang kalah gabah rusak tak bisa dipanen.
Baca juga: Bantuan alsintan diduga disalahgunakan di Merauke
“Kita sudah berusaha meminjam di kampung-kampung sekitar warga eks transmigrasi. Hanya saja mereka juga sedang memanfaatkan peralatan untuk memanen. Jadi mau bagaimana lagi, terpaksa kita biarkan begitu saja padi di tengah sawah,” ujarnya.
Dia berharap agar ke depan adanya perhatian dari Pemkab Merauke untuk memberikan bantuan alsintan, agar bisa digunakan masyarakat setempat yang umumnya adalah orang asli Papua.
“Bagaimana mungkin kami bisa membuka lahan lebih luas lagi, namun tak didukung dengan peralatan,” ujarnya.
Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke, Dominikus Ulukyanan, yang dimintai komentarnya meminta agar pemerintah harus memberikan perhatian kepada OAP yang tiap tahun membuka areal persawahan untuk penanaman padi.
“Ya tentunya paling utama adalah traktor dan harvester combine dan lain-lain. Dengan begitu masyarakat akan termotivasi untuk bekerja membuka lahan lebih luas lagi,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari