Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pelaksana Tugas Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Jayapura, Provinsi Papua, Alex Deu, mengatakan penanganan sampah masih 70 persen dan pengurangan masih dibawah 30 persen.
“Strategi yang kami gunakan dengan mengkomunikasikan dengan teman-teman pengepul dan TPS 3R untuk mengoptimalkan bank sampah supaya yang dibuang ke TPA berkurang tapi lebih banyak dikelola yang bernilai ekonomis,” ujar Deu kepada Jubi melalui telepon, Rabu (23/12/2020).
Dikatakan Deu, pengelolaan sampah di Bank Sampah setiap bulannya pada 2020 sebanyak 56 ton, sehingga 2021 diyakini bisa meningkat lagi pengelolaanya.
“Carannya dengan memperbanyak nasabah di bank sampah, membuka kelompok baru, sosialisasi pengelolaan sampah ke komunitas peduli lingkungan, BUMN, BUMD, sekolah, dan pengepul sampah,” ujar Deu.
Langkah tersebut, lanjut Deu, ditujukan untuk memaksimalkan pengelolaan sampah dan mencegah penumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di ibukota Provinsi Papua ini.
Dengan harapan, kata Deu, semakin banyak yang terlibat (nasabah di bank sampah), maka volume sampah baik sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga bisa dikurangi dengan cara bank sampah dapat terealisasi.
“Jumlah yang sudah dikerjakan dari bank sampah ditambah dengan yang dikerjakan oleh TPS 3R dan teman-teman pengepul maka itulah yang akan menjadi pengurangan sampah karena dua sistem yang dikerjakan di kota adalah sistem penanganan dan sistem pengurangan,” ujar Deu.
Baca juga: TPS 3R untuk kurangi dampak pencemaran lingkungan
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan adanya Bank Sampah Jayapura bisa membantu pemerintah dengan mensosialisasikan pengurangan sampah kepada masyarakat dengan memilih dan memilah sampah yang dapat didaur ulang, seperti botol, gelas, kemasan plastik, kertas, dan kardus.
“Gencar mensosialisasikan penyelesaian persoalan sampah mulai dari sumbernya baik di tingkat RT/RW, kelurahan, kampung, dan distrik agar mulai memilah sampah organik dan non-organik sehingga ke depan ada harapan volume sampah yang dibuang ke TPA bisa berkurang,” ujar Pekey. (*)
Editor: Dewi Wulandari