Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Kepala Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Pasar Pharaa Sentani Kabupaten Jayapura, Daniel Sokoy, mengatakan keberadaan ‘pasar berjalan’ atau pedagang sayur keliling, sangat merugikan pedagang di Pasar Pharaa Sentani.
“Antusias pedagang di pasar ini banyak tapi pembeli yang sedikit karena adanya pasar berjalan,” jelas Sokoy, saat ditemui Jubi di Pasar Pharaa Sentani, akhir pekan lalu.
Menurutnya, sejak maraknya pedagang sayur keliling yang beroperasi di kompleks perumahan dan pemukiman penduduk di seputaran Sentani kota, sangat berpengaruh pada aktivitas atau transaksi jual beli di Pasar Pharaa. Penghasilan para pedagang di pasar tersebut berkurang drastis.
“Mama yang bawa jualan dari kebun ini mereka langsung ke pasar karena mereka tahu tempat berjualan di pasar. Tapi dengan adanya pasar berjalan yang menggunakan mobil dan motor yang membawa semua kebutuhan dapur, membuat mama-mama ini dapat hasil jualan itu sedikit saja,” ungkap Sokoy.
“Para pedagang ini kemana saja mereka pergi. Mereka ini hutan pun mereka pergi, jadi kasihan mereka yang di pasar. Kalau mama-mama di pasar tidak bisa kasih utang, mereka bisa utang, itu yang membuat pembeli itu sedikit ke pasar,” sambungnya.
Seorang pedagang sirih di Pasar Pharaa, Since Ibo, mengatakan dinas terkait harus berani menolak keberadaan para pedagang keliling ini karena dampaknya kurang baik bagi pedagang di pasar, khususnya mama-mama Papua.
“Memang mereka itu mempermudah orang tidak buang biaya ke pasar, tapi kasihan mama-mama yang bawa hasil kebun hanya mau dapat uang sedikit tapi mereka bertahan, pemerintah harus lihat jauh ke depan,” kata Ibo.
Ibo menambahkan mama-mama Papua yang membawa hasil kebun ini mereka berjualan hanya demi kebutuhan hidup bukan untuk kaya.
“Kalau pasar berjalan dibiarkan maka pasar besar ini ditutup saja, biar semua berjualan di jalan-jalan atau dimana mereka merasa nyaman,” tandas Ibo. (*)
Editor: Dewi Wulandari