Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Musim panas di bulan Juli dan Agustus membuat sebagain tanaman tomat mengering namun stok buah tomat lokal di Pasar pharaa Sentani aman, bisa memenuhi kebutuhan konsumen dan harga stabil.
La Gono, pria asal Buton, yang setiap hari berjualan bumbu dapur di Pasar Pharaa Sentani, mengatakan walau beberapa saat ini musim kering namun stok tomat masih bisa memenuhi kebutuhan konsumen dan harga stabli, malah cenderung rendah.
“Harga satu kilo tomat sekarang sudah murah, Rp20 ribu. Malah sampai ada juga yang Rp6 ribu harganya. Kalau waktu naik itu satu kilo mencapai Rp50-80 ribu dan per tumpuk Rp10 ribu,” jelas La Gono, saat ditemui Jubi di Pasar Pharaa Sentani, Rabu (28/8/2019).
Katanya, stok tomat cukup banyak dan harga cenderung turun. Ada juga banyak buah yang busuk.
“Mungkin dalam sehari kita bisa ambil 5-7 kilo, tapi satu dua hari ke depan itu pasti ada yang busuk dan rusak dan itu pasti berkurang. Biasanya itu sampai sekilo, ada juga yang setengah,” jelas Gono.
Ia menambahkan di saat seperti ini tentu pendapatan tidaklah bagus.
“Kalau bicara soal pendapatan ini tidak menentu karena harga tomat yang rendah,” tuturnya.
Ruth Karet, seorang pembeli di Pasar Pharaa Sentani, mengatakan kalau ada acara, baru biasa dia membeli ke penjual tomat dengan jumlah banyak.
“Kalau untuk di rumah saya beli ya sama mama-mama Papua yang bawa dari kebun langsung,” jelasnya.
Ruth menambahkan perbandingan tomat memang berbeda antara penjual tomat borongan dengan mama-mama Papua.
“Kalau mama Papua punya itu segar-segar dan alami, kalau penjual di pasar mereka itu kan dari petani tomat, jadi hanya menang besar dan kualitasnya saja,” kata Ruth Karet. (*)
Editor: Dewi Wulandari