Papua No. 1 News Portal | Jubi
Honolulu, Jubi – Sha Ongelungel, seorang perempuan muda asal Palau, memulai protes anti-diskriminasi di bawah gerakan daring #beingmicronesian, untuk mengekspos perilaku diskriminasi terhadap orang-orangnya yang tinggal di Hawaii.
Gerakan itu mengundang berbagai kisah tentang bagaimana orang Mikronesia seringkali dibandingkan dengan kecoak, dan banyaknya postingan mensinyalir orang Mikronesia suka mabuk, melakukan kekerasan, dan mendorong agar mereka dikirim kembali ke pulau asal mereka.
Dan Ongelungel mengatakan diskriminasi itu, melampaui batas lelucon dan terlihat sebagai penghinaan dan penyalahgunaan daring.
“Ini adalah diskriminasi, tetapi pada saat yang sama hal ini juga berpengaruh dalam kebijakan umum, ke isu perumahan, pendidikan, kesehatan.”
Sha Ongelungel mengatakan walaupun gerakannya telah mengekspos persoalan itu, ia juga telah menciptakan rasa solidaritas di antara komunitas Mikronesia dan orang lainnya, yang mendukung perjuangan ini di Hawaii.
Dia mengatakan dengan membawa isu-isu ini ke mata umum, mereka telah memberikan kesempatan kepada orang-orang muda Mikronesia, untuk menjadi lebih bangga akan budaya mereka, meski menghadapi berbagai jenis diskriminasi.
“Bagi kami, sangat penting untuk berpegang pada budaya dan tradisi kami.”
Diperkirakan ada sekitar 15.000 orang Mikronesia di Hawaii.
Seorang wartawan Honolulu Civil Beat, Chad Blair, mengatakan bahwa mereka yang berasal dari Federasi Mikronesia, Kepulauan Marshall, dan Palau memiliki hak khusus di bawah perjanjian Asosiasi Kerja Sama Bebas dengan Amerika Serikat, keadaan yang sering disalahpahami di Hawaii.
“Orang-orang Mikronesia, di bawah pengaturan Compact of Free Association atau COFA, memiliki hak legal untuk hidup dan bekerja di sini tanpa batas. Itu yang tercakup dalam perjanjian COFA. Mereka bukan alien ilegal, mereka pada dasarnya adalah orang asing yang legal – itu adalah status unik yang mereka miliki.”
Komisi US Commission on Civil Rights and Hawaii Advisory Committee akan mengadakan pertemuan minggu ini, untuk berkonsultasi langsung dengan komunitas Mikronesia terkait isu ini. (RNZI)