Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Warga Kampung Dobut dan sejumlah kampung lain di Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, resah dan mengeluhkan debu hitam yang bertebaran terbawa angin ke perkampungan mereka. Warga menduga debu hitam itu bersumber dari aktivitas pabrik semen Maruni.
Kepala kampung Dobut, Septinus Aibu mengatakan ratusan penduduknya mengeluh sesak nafas. Selain membuat udara tidak terasa segar, debu hitam itu bertumpuk di atap rumah, masuk ke dalam rumah, hingga mengotori perabot rumah warga.
“Kami sekarang mulai sulit bernafas dengan bebas. Siang hari [terasa] seperti kabut gelap. Padahal itu debu yang terbawa angin,” ujar Septinus Aibu kepada Jubi di Manokwari, Rabu (27/11/2019).
Aibu mengaku telah melaporkan kejadian itu kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Papua Barat. Ia berharap Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan akan cepat menindaklanjuti laporan itu. Akan tetapi, Aibu menyatakan hingga Rabu laporannya belum ditanggapi.
“Saya sudah ketemu dengan orang Dinas Lingkungan Hidup. Saya lapor kejadian ini tapi belum ada jawaban pasti,” katanya.
Slamet, warga lain yang bermukim di sekitar lokasi pabrik semen Maruni juga mengeluhkan debu hitam yang bertebaran di sekitar tempat tinggalnya. Dia mengatakan kios dan warung makan sepanjang jalan sekitar pabrik semen penuh debu hitam. “Jualan di kios semua penuh debu. Bahkan lantai rumah juga penuh debu hitam,” ujar Slamet.
Kepala Badan Penanggulangan Bendaca Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir yang dikonfirmasi pada Rabu mengaku akan segera bersikap untuk mengatasi dugaan pencemaran udara itu. “Di mana kejadiannya, baik akan kami sikapi,” tulis Ampnir melalui pesan selulernya.
Fenomena debu hitam yang diduga berasal dari aktivitas pabrik semen Maruni telah viral di media sosial, lengkap dengan disertai foto-foto debu hitam itu. Akan tetapi, hingga berita ini ditayang belum ada respon dari pihak pabrik semen maupun pemerintah daerah setempat.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G